Selasa, 04 November 2014

Karena Cinta Tak Harus Saling Memiliki

Hati. Cinta.

Dua hal yang sampai saat ini tak pernah bisa kumengerti dan kupahami. Kedua hal yang sangat dipuja manusia itu benar-benar membingungkanku. Beberapa pertanyaan mengenai hati dan cinta terus-menerus memenuhi benakku. Apa itu hati. . ? Dan. . Untuk apakah hati itu digunakan? Bagaimana dengan cinta? Apakah definisi cinta yang sebenarnya. . .? Untuk apa cinta itu ada? Kenapakah hampir dari banyak orang memuja cinta dengan berlebihan. . ? Bukankah ada banyak orang pula yang harus takluk dihadapan kepahitan dan kesakitan yang di perbuat oleh cinta itu sendiri? Lalu. . kenapa hati yang harus sakit saat cinta itu tak terbalas?

Aku benar-benar tak mengerti. Bahkan, sampai aku merasakan sendiri bagaimana cinta itu datang menghampiriku. Bermula dengan sangat menyenangkan dan menyejukkan hati bagai menemukan oasis di tengah padang gurun yang amat panas; akan tetapi berakhir dengan merenggut kebahagiaan hati itu dan meracuninya dengan kepahitan-kepahitan dari cinta itu sendiri. Sebenarnya, seberapa dekatkah jarak antara hati dan cinta itu? Berhubungankah mereka?

Aku masih tak mengerti.

Meski hatiku pernah mengalami hal pahit yang diperbuat oleh sebuah perasaan bernama cinta.
***

(UN)Requited Love

UNREQUITED LOVE



“Reuni?!” seruku yang saat itu hendak menyeruput Lemonade Ice Tea favoritku, seraya mengangkat kedua alisku. Regina –sahabatku sejak masih SMA sekaligus rekan kerjaku di kantor, mengangguk-anggukan kepalanya dengan semangat. Mengiyakan apa yang aku serukan barusan.


“Yes. Reunion, Dilla honey. Hari Sabtu minggu depan, tempatnya di Villa-nya Gian yang ada di Bandung. Reuni kecil-kecilan sih, cuma anak-anak kelas kita aja. Itu juga belum tentu datang semua, soalnya banyak yang ngga bisa datang gara-gara kerjaan. Gimana? Lo mau ikut?” ujar Regina panjang lebar yang aku lihat dia sangat antusias mengajakku untuk ikut Reuni dengan teman-teman lama. Aku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal sama sekali. Sebenarnya, aku juga ingin sekali ikut acara reuni itu. Kapan lagi coba, kita ketemu dengan teman-teman semasa SMA yang sudah hampir tujuh tahun tak bertemu sejak kelulusan? Hanya saja, sayangnya aku ingat kalau hari Sabtu minggu depan itu aku ada kerjaan penting.


“Gue ngga tau, Re. Lo tau kan, hari Sabtu minggu depan gue ada meeting sama sutradara ngebahas naskah skenario drama gue yang terbaru. Jadi, kayaknya gue ngga bisa ikut deh,” ujarku sedikit kecewa. Tapi, begitu kulihat wajah Regina, dia tidak menyiratkan wajah kecewa sepertiku. Malah, alisnya mengkerut tanda dia keheranan.


“Meeting naskah drama? Loh, bukannya jadwalnya dimajuin jadi bulan depan?” serunya keheranan. Aku membelalakan mataku.


“Hah?! Yang bener lo? Kok, gue ngga dikasih tau?”


“Bukannya gue udah kasih tau lo? Oh..umm.. atau mungkin gue lupa kali, ya?” Regina berusaha mengingat-ngingat seraya menggaruk kepalanya dengan satu jari telunjuknya. “Ah, kayaknya gue lupa, Dil. Hehe.. sorry deh. Tapi, berarti lo pasti ikut ke Bandung, kan?” ujar Regina yang masih saja antusias mengajakku.


“Oke, gue ikut. Kalo emang bener jadwal meeting-nya dimajuin,” aku akhirnya menyetujui untuk ikut acara Reuni itu. Aku benar-benar rindu setengah mati dengan teman-teman lamaku itu. Bagaimana tidak? Selama hampir tujuh tahun ini, kita tak pernah berhubungan dan berkomunikasi satu sama lain –terkecuali aku dengan Regina tentunya, karena kami kebetulan kerja di tempat yang sama. Meskipun internet sudah lebih canggih dalam berkomunikasi, tetap saja bukan berarti lebih gampang pula bernostalgia dengan teman lama. Selalu saja, jarak dan pekerjaan yang menjadi masalah untuk bertemu. Dan baru hari ini mereka merencanakan mengadakan acara Reuni.


Hmm, I wonder.. mereka jadi seperti apa ya, sekarang? Aku menggumam dalam hati. Bagaimana dengan orang itu? Apakah dia masih sama? Hmm. Aku kembali menggumam dalam hati karena tiba-tiba ingatanku tertuju pada seseorang. Atau mungkin aku memang mempunyai tujuan ikut acara reuni ini karena ingin bertemu dengan dia? Hmm…


“Great! Sabtu depan, gue jemput lo pagi-pagi. Awas, gue ngga bakal toleran kalo lo bangun telat kayak biasanya, oke?”


***

Rabu, 01 Oktober 2014

About Me

Nice to see you!

F.Y. (pen name). 22 y.o.

A Nerd.

An Amateur Writer.


This is my personal blog and these stories are all from my personal imagination

FORBID TO BASH anything in this blog. This is personally mine, and I have rights to do anything in this blog. But, I'll welcome you if you want to give some supportive comments for my amateurs' writings. :)

Be my GUESTS, READERS, and SUPPORTIVE COMMENTATORS!


WELCOME TO F.Y. WORLD OF IMAGI-NERDS.